Awan di buku dan di langitmu

Kamu selalu minta dibacakan buku yang sama ketika kantuk mulai menggelayuti mata. Rupanya kamu sudah punya selera walau usiamu masih dua. Pilihanmu saat ini adalah serial cerita barbapapa, makhluk bundar lonjong yang bisa berubah rupa. Ini cerita zaman dulu punya, karya dua pengarang Perancis tahun tujuh puluh tiga.
Kukira kamu tentu sudah hapal ceritanya, tapi tak jemu minta diulang juga. Tujuh anak barbapapa berpiknik di kaki gunung. Ketika sedang bermain di sungai, si anjing kesayangan menyelusup masuk keranjang makanan. Seekor elang menyambar dan menerbangkan keranjang ke sarangnya di puncak gunung. Tujuh anak barbapapa mengejar untuk menyelamatkan. Mereka akhirnya berpiknik di puncak gunung, berbagi makanan dengan anak elang yang kelaparan. Namun ketika akan turun, awan tebal menghadang, jalan pulang tak kelihatan. Tujuh anak barbapapa berubah bentuk menjadi balon terbang, pulang melintasi awan-awan.
Suatu siang terang ketika kamu sedang bermain, hari tiba-tiba kelam. Angin mengirim awan hitam. Menengadah, kamu berkata, Bu, awan hitam datang, kita pulang dengan balon terbang saja. Aku tersenyum. Lihat, betapa cerita yang diulang itu membekaskan sesuatu di benakmu. Kamu telah membuktikan sendiri ujaran Hayakawa yang sering dikutip orang: Membaca membuat kita bisa menjalani berapa pun jenis kehidupan yang kita inginkan.