Saya kira sejak kembali dari libur lebaran di Padang November 2006 lalu, kegilaan Rasyad pada mainan mobil-mobilan sudah mulai berkurang. Tentu saja tidak ada hubungan sebab akibat antara keduanya, saya hanya menggunakan peristiwa itu sebagai penanda waktu. Oh ya, tentu dia masih suka memainkan mobil-mobilan itu sesekali, membuatnya meluncur kencang, menjejerkannya seperti di tempat parkir, atau sekara memperhatikan bagian-bagiannya. Tapi itu bukan mainan utama lagi.
Dia sekarang mulai lebih tertarik pada permainan yang banyak bergerak, berlari, berkejaran, petak umpet, bermain peran, memainkan drama dengan skenario dari kakaknya, main masak-masakan. Yang terakhir ini banyak ragamnya, dan terkadang menyusahkan karena dia memaksa diperolehkan memasak di atas karpet kamar. Padahal waktu memasak biasanya dia selalu meminta menggunakan air, tanah, daun, terkadang juga lilin atau krayon yang dipotong-potong sebagai bahan masakannya. Semua itu tentu bakal bikin lokasi tempat dia bermain jadi kotor dan basah.
Banyak episode tawar-menawar, tarik-paksa dan tipu-daya yang tak terelakkan kalau dia sudah mau main masak-masakan. Boleh pakai air dan tanah, asalkan mainnya di luar. Jangan pakai krayon yang masih dipakai kakak, ambil krayon yang sudah pendek sekali. Saya kira, lewat main masak-masakan ini dia juga belajar tentang batas boleh-tidaknya sebuah perbuatan.