Rasyad mulai mencoba menelungkup. Di tempat pengajian tadi untuk pertama kali dia berhasil melakukan manuver membalik badannya sampai "tiga perempat jalan"--kaki dan badannya sudah berhasil berbalik, tapi kepalanya belum karena tertahan oleh tangannya yang nyangkut di mulut. Dia terus berusaha dengan mendesakkan kepalanya ke bawah sementara kakinya menendang-nendang. Hasilnya, tangannya makin masuk jauh ke dalam mulut, membuat dia terbatuk-batuk, hidungnya tersekap di atas kasur, membuat dia sesak napas. Dia jadi geram sekali. Usahanya untuk memasukkan tangan ke mulut terganggu, usahanya untuk menelungkup juga tidak mulus. Akhirnya dia menjerit kesal, serba tidak puas dengan keadaannya.

Dia mengonsentrasikan tenaga masih dengan cara menyilangkan tangan di bawah dagu. Cara ini ampuh pada tahap sebelumnya ketika dia berlatih mengarahkan tangan untuk meraih benda-benda, tapi rupanya tidak bisa dipakai lagi untuk tahap perkembangan berikutnya. Dia belum menemukan cara mengerahkan tenaga yang tepat untuk menelungkup. Dua tiga hari lagi tentu dia akan mampu melakukan manuver ini dengan sempurna, dan barangkali dia akan heran "kenapa sih yang begini aja susah amat waktu itu!?"

Tidak ada komentar: