Kemarin Rasyad dibawa ke Koganei Koen. Cuaca tidak begitu baik ketika kami berangkat. Meskipun paginya kelihatan sangat cerah, awan putih merata dan angin dingin bertiup kencang mulai sekitar pukul sepuluh. Tapi kami sudah terlanjur berjanji kepada Hanifa untuk membawanya bermain ke sana sejak jumat lalu. Tidak mudah untuk membatalkannya. Kami piknik di salah satu saung di dalam taman. Udara dingin sekali, sesekali angin membawa embun salju, untuk kami. Rasyad yang berada dalam gendongan saya mulai terbangun dan menangis. Saya membalutnya dengan selimut. Segera setelah makan siang selesai, kami beranjak masuk ke ruang tunggu museum. Saya memutuskan untuk menunggu di sana selama Hanifa bermain ditemani oleh ayahnya.

Udara dingin membuat Rasyad tidur lebih nyenyak. Tapi dia memang selalu tidur dalam tiga perjalanan keluar rumah yang pernah saya lakukan sejak dia lahir. Waktu ke rumahsakit dan pergi belanja ke Coop, dia tidur sejak awal sampai akhir. Botol susu yang saya sediakan sebagai cadangan kalau-kalau dia butuh minum dalam perjalanan kadang tidak jadi diminum sampai tiba di rumah lagi. Siang itu dia terbangun pukul setengah dua, dan saya menyusuinya sambil duduk di ruang tunggu yang cukup ramai itu. Untungnya yang duduk di bangku sebelah saya adalah seorang ibu, saya tidak kesulitan untuk menyamarkan tindakan saya menyusui di tempat terbuka seperti itu. Lima belas menit menyusu, Rasyad kembali terlelap. Hanifa dan ayahnya datang lima belas menit kemudian, dia masih tertidur ketika saya ganti popoknya di toilet. Kunjungan pertamanya ke koen ini rupanya bukan sebuah pengalaman yang terlalu menyenangkan untuk diingat.

Tidak ada komentar: