Pagi ini saya bawa Rasyad berjemur di halaman belakang, sambil menemani Hanifa bermain. Cuaca cerah dan tidak berangin. Sambil berjemur Rasyad menyipitkan matanya. Berada di bawah cahaya matahari tanpa pelindung masih terlalu menyilaukan buat dia. Kulit wajahnya yang bersisik jadi kelihatan makin jelas di sini. Tapi hari ini keadaannya sudah jauh lebih baik. Sejak dua hari lalu saya mengoleskan minyak daun kaca piring (tsubaki abura) di wajahnya. Minyak ini juga digunakan untuk Hanifa dulu, tapi saya lupa bahwa sisanya masih tersimpan di laci. Hanifa menemukannya waktu dia beres-beres laci itu dua hari yang lalu. Minyak ini rupanya cukup mahal. Satu botol kecil berisi 30ml, harganya hampir 1400 yen.
Habis berjemur, Rasyad jadi mengantuk. Dia tertidur, tapi Hanifa minta jalan-jalan. Saya pindahkan Rasyad dalam keadaan tertidur ke kereta dorongnya, dan kami pun jalan kaki di teras sungai nogawa, duduk sebentar di salah satu bangku di sana untuk makan biskuit.
Rasyad melanjutkan tidurnya sepanjang perjalanan. Dia sempat terbangun dan menangis sebentar waktu dipindah ke kereta, tapi setelah itu guncangan halus kereta dorong membuai dia, terpaan hangat matahari dan angin sepoi musim semi yang sejuk membuat dia terlelap lagi. Rasyad biasanya selalu tertidur setiap kali dibawa keluar rumah, dan baru terbangun begitu sampai di rumah lagi. Seolah-olah dia bisa mencium bau khas rumah yang dikenalnya dan merasa aman untuk membuka matanya lagi di sana. Tapi setiap kali habis dibawa keluar, kulit mukanya jadi merah dan makin berbintik-bintik. Kayaknya kulitnya terlalu sensitif terhadap cahaya matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar