Setelah lancar menelungkup, Rasyad mulai mencoba beringsut maju. Dia pertama kali mencobanya ketika kami sedang sarapan minggu lalu. Pagi itu dia berhasil berhasil merayap mendekati tempat sarapan, membuat kami semua kaget dan Hanifa bersorak kegirangan. Lantas saya pancing dia untuk maju dengan meletakkan sebuah mainan sekitar sepuluh senti di hadapannya. Beberapa kali dia berhasil menabrakkan kepalanya ke mainan itu. Tapi dia masih terlalu cepat capek, sebentar saja dia sudah terengah-engah seperti habis mendaki gunung Himalaya.

Sekarang sudah tidak aman lagi meninggalkannya terbaring sendirian di kasur dan saya pergi ke dapur. Bisa-bisa dia tiba-tiba sudah muncul di pintu dapur!