Kalau sedang menggendong Rasyad, saya punya dorongan yang nyaris tidak tertahankan untuk membersihkannya. Saya memeriksa lipatan leher dan genggaman tangannya untuk mengeluarkan debu yang sering terselip di situ, membersihkan kotoran di telinga dan hidungnya, mengoleskan krim ke wajahnya yang berbintik-bintik merah, menyisir rambutnya untuk menyapu kulit kepala yang mengelupas, atau mengelap sudut matanya yang sering basah. Kesempatan resmi untuk melakukan itu adalah setelah dia dimandikan. Tapi saya sering juga melakukan setiap kali menggendongnya. Dia sepertinya tidak suka itu. Sering dia berusaha mengelakkan tangan saya, menjauhkan wajahnya atau berteriak protes ketika saya melakukannya, seperti sedang berkata, "Huh, apa lagi sih, sudah cukup!"

Mungkin memang berlebihan. Karena, selama kenyamanannya tidak terganggu, tindakan membersihkan ini itu sedemikian nyinyir sebenarnya tidak perlu. Hanya untuk memenuhi keinginan kita sendiri yang senang melihat bayi yang berpenampilan bersih dan cantik seperti di iklan.

Saya juga suka sekali menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya yang asli. Saya nyaris tidak pernah membedaki dan mengolesi badannya dengan minyak telon--gabungan bau bedak dan minyak telon itu akan menghasilkan aroma yang khas dan seragam pada bayi--jadi, bau badannya masih asli dan unik. Mulutnya pun punya keharuman khas yang suka saya hirup dalam-dalam ketika dia sedang menguapkan kantuk. Menggendongnya, sambil memandangi, membelai dan menciumnya, saya bayangkan Tuhan tersenyum melihat betapa saya mengagumi paket yang baru datang dari langit ini.

Tidak ada komentar: